ADITYA KUSUMA DEWI

Rabu, 20 Oktober 2010

penerapan manajemen dalam kehidupan mahasiswa

PENERAPAN MANAJEMAN DALAM KEHIDUPAN MAHASISWA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Management Umum
Dosen Pengajar :  HERRY SUSSANTO, DR

                                                         

Oleh :
  ADITYA KUSUMA DEWI
     NPM             : 30110197
     KELAS         : 1DB15






UNIVERSITAS GUNADARMA
     Kampus J Kalimalang
Jl. K.H. Nur Ali Kalimalang  Telp. 88860118







I . pendahuluan
pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam meneliti, menganalisis Ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen memberikan dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajerial. Yang dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Perkembangan ilmu manajemen yang semakin pesat melahirkan sebuah prinsip – prinsip manajemen yang baik. Dalam rangka menunjang kemajuan perkembangan sistem perguruan tinggi yang baik. Penerapan prinsip manajemen mutu perguruan tinggi sangatlah dibutuhkan, untuk menjamin terlaksananya perbaikan mutu secara berkelanjutan.
Agar penerapan prinsip manajemen mutu dalam suatu institusi perguruan tinggi menjamin terlaksananya perbaikan mutu secara berkelanjutan. Institusi harus menyusun sistem mutu dalam bentuk pedoman mutu (Quality Manual), tertulis sebagai acuan bagi semua orang yang terlibat dalam pencapaian standar-standar kinerja mutu yang ditetapkan. Implementasi sistem manajemen mutu harus diaudit secara berkala dalam rangka memperoleh masukan untuk manajemen review untuk penyempurnaan sistem itu sendiri
Sistem manajemen mutu yang diimplementasikan dengan komitmen yang konsisten, akan memberikan manfaat dan kesuksesan bagi semua pemangku kepentingan dalam institusi perguruan tinggi tersebut. Sehingga untuk mencapai manfaat dan kesuksesan tersebut harus dilandasi dengan beberapa prinsip manajemen mutu yang sudah ditetapkan. 
II . isi




 Mahasiswa adalah tonggak dari sebuah perubahan. Suatu istilah yang tentunya sudah tidak asing lagi kita dengar, yaitu bahwa “Mahasiswa Sebagai Agent Of Change/Agen Perubahan”. Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sejarah sebuah bangsa. Pemikiran kritis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi rakyat kepada penguasa, dengan cara mereka sendiri.

Peran mahasiswa sangatlah nyata bagi sebuah perubahan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Diamana peran mahasiswa itu sendiri diantaranya: 1) sebagai penganalisa, pemberi solusi terhadap fenomena ataupun peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat, 2) sebagai pengamat dan pengontrol terhadap kebijakan dan keputusan pemerintah, 3) sebagai penyambung lidah atau penyampai aspirasi masyarakat kampus pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, 4) sebagai penyampai kebenaran, 5) sebagai agen perubahan (agent of change), 6) sebagai generasi muda penerus masa depan bangsa.
Disamping itu semua, ada kisah yang menarik dalam kehidupan mahasiswa. Kehidupan yang menarik itu adalah kehidupan yang identik dengan kehidupan kos-kosan. Walaupun kondisi anak kos yang selalu identik dengan keprihatinan seperti yang ada dalam benak sebagian orang. Namun itu tidak semuanya benar. Karena ternyata masih ada diantara mereka yang sanggup merasakan kehidupan yang glamor dengan fasilitas dan kebutuhan yang selalu berkecukupan. Namun, jumlahnya tidak lebih banyak dari mereka yang kondisi ekonomi kosnya pas-pasan. Besar kecilnya pemasukan bergantung pada kiriman dari orang tua. Jika jatah dari orang tua habis sebelum akhir bulan, maka mulailah para anak kos ini beraksi untuk mencari pinjaman kepada teman yang dianggap lebih mampu. Tidak jarang sebagian dari mereka ada yang berhutang di kantin kampus atau warung ibu kos. Bulan berikutnya kembali berhutang, hanya berpindah dari satu teman ke teman lain.

Bagaimana jika teman sudah habis menjadi korban pinjaman? Langkah kedua adalah menjual aset berharga, mulai dari baju, tas, sepatu, dispenser, rice coocker, lemari, HP, dan bahkan sampai komputer. Jika dari kedua usaha di atas ternyata uang yang didapat belum mampu mencukupi kebutuhannya, maka ditempuhlah cara yang ketiga, yaitu memangkas pos pengeluaran yang penting. Misalnya, jatah pembelian buku, biaya makan, ongkos praktikum. Bahkan ada sebagian mahasiswa yang berani menggadaikan surat kendaraannya demi untuk memperoleh uang guna mencukupi kehidupannya di kos. Inilah manajemen kehidupan anak kos yang hidup dalam kondisi serba kekurangan. Disatu sisi kebutuhan hidup kian meningkat dan mau tidak mau harus segera dipenuhi dan disisi lain biaya kuliah yang terus membumbung tinggi dan harus segera dilunasi.

Kehidupan mahasiswa ataupun mahasiswi yang kondisi ekonomi dan kehidupan orang tuanya berada di kelas menengah ke atas, tentunya keadaan seperti ini tidak menjadi msalah. Kondisi ini jauh berbeda dengan kondisi kehidupan mahasiswa ataupun mahasiswi yang orang tuanya serba kekurangan.

Bagi mahasiswa ataupun mahasiswi yang masih mengandalkan kiriman uang dari orang tua, yang ekonomi orang tuanya menduduki kelas menengah ke bawah, keseharian mereka harus membagi dua fikiran dan konsentrasi belajarnya yang tidak mengenal tempat, saat belajar di ruang kuliah ataupun saat berada di kos-kosan. Disatu sisi mereka memikirkan kuliah yang semakin hari tugas semakin menumpuk apalagi jika sudah mendekati ujian tengah semester (UTS) ataupun ujian akhir semester (UAS). Seakan-akan tidak memberikan kesempatan lagi kepada otak untuk refressing. Disisi lain, mahasiswa ataupun mahasiswi ini harus memikirkan kondisi fisik orang tuanya yang semakin hari semakin lemah dan tentunya ekonomi orang tuanya pun juga ikut melemah. Apalagi bagi mereka yang orang tuanya tidak memiliki penghasilan tetap ataupun penghasilan sampingan. Keadaan seperti ini tentunya akan sengat mengganggu konsentrasi belajar para anak kos ini.

Namun ironisnya, manajemen kehidupan anak kos seperti di atas secara sadar dan bangga diadopsi oleh para mahasiswa dan mahasiswi Indonesia tidak terkecuali para mahasiswa dan mahasiswi yang ada di Kepulauan Bangka Belitung ini. Mereka dengan sadar dan senang hati menjalani kehidupan seperti ini, tanpa mau berusaha untuk mencari solusi dan jalan keluar terhadap masalah yang selama ini mereka hadapi.

Jika kita mau merenung dan berfikir sejenak, tentunya akan muncul pertanyaan-pertanyaan dari dalam benak kita. Mengapa semua ini menimpa kehidupan mahasiswa ataupun mahasiswi sebagai salah satu tonggak perubahan negeri ini? Mengapa kondisi ini terjadi di negeri yang kaya raya dengan sumber daya alamnya dan di negeri yang pernah mendapat julukan “Jamrud Katulistiwa” ini?
III . kesimpulan

Ada tiga perspektif yang bisa kita gunakan untuk menguraikan problematika yang kehidupan mahasiswa sebagai anak kos-kosan ini dan tentunya berawal dari kehidupan orang tuanya sebagai masyarakat (warga Negara) Indonesia.

Perspektif pertama, perspektif ekonomi hyang diajukan para ekonom, yang menyatakan bahwa, segala krisis yang terjadi adalah akibat fundamental ekonomi Indonesia yang lemah. Sehingga mereka mengajukan solusi untuk restrukturisasi utang luar negeri, meningkatkan ekspor, dan solusi lainya. Hal ini telah dilakukan tetapi tidak menyelesaikan masalah.

Perspektif kedua, perspektif politik. Penganut perspektif ini mengatakan bahwa, krisis yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh rusaknya tatanan ekonomi, namun lebih disebakan oleh rusaknya tatanan politik, yang berefek pada tidak demokratisnya pemerintah. Beranjaknya dari analisis ini maka demokratisasi dilakukan di segala bidang, pemilihan presiden bahkan sampai pemilihan kepala daerah telah dilakukan secara langsung. Namun, ternyata hasilnya sampai saaat ini belum mampu menyelesaikan krisis multidimensional yang terjadi.

Perspektif ketiga adalah perspektif filosofi radikal. Teori ini memandang bahwa krisis multidimensional yang terjadi saat ini bukanlah semata-mata disebabkan oleh rapuhnya tatanan ekonomi dan rusaknya sistem perpolitikan, namun semua krisis ini disebabkan oleh rapuhnya idiologi Negara. Sehingga berimbas pada kesalahan penerapan sistem. Sistem yang diterapkan saat ini bukanlah sistem yang ideal namun sistem yang cacat sejak lahir dan bersifat self destructive yaitu tatanan sistem kapitalisme-sekuler. Sehingga solusi fundamental untuk menyelesaikan problem kehidupan mahasiwa ataupun mahasiswi serta masyarakat saat ini adalah mengganti sistim sekuler dengan sistem yang baru.

Kegagalan sistem kapitalisme tidak hanya terjadi di Indonesia saja, namun terjadi pula di Negara yang menjadi pengusung sistim ini yaitu Amerika Serikat (AS). Adalah sebuah pilihan yang bijak ketika mengarahkan perubahan sistem tersebut ke arah penerapan Syari’at Islam. Islam adalah satu-satunya idiologi yang mampu memancarkan kemuliaan, bahkan mempersatukan dua per tiga belahan dunia, dan mampu bertahan selama 1300 tahun. Serta berhasil memberi rahmat kepada alam, bukan hanya kepada orang islam semata. Sistem kapitalisme di bawah pimpinan Amerika Serikat belum mampu menyaingi kejayaan sistem Islam. Islam memberikan gambaran-gambaran jika Syari’at Islam diterapkan di bawah naungan Khilafah Islamiyah.


IV . daftar pustaka

fungsi manajemen

FUNGSI – FUNGSI MANAGEMENT

    Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Management Umum
   Dosen Pengajar :  HERRY SUSSANTO, DR

                                                         

Oleh :
  NAMA           : ADITYA KUSUMA DEWI
     NPM             : 30110197
     KELAS          : 1DB15






UNIVERSITAS GUNADARMA
     Kampus J Kalimalang
      Jl. K.H. Nur Ali Kalimalang  Telp. 88860118




PENDAHULUAN


1.1  Latar Balakang Masalah
       Banyaknya generasi – generasi muda yang telah mengenal tekhnologi canggih yang semakin luas di jaman sekarang dan semakin berkembangnya berbagai ilmu . Seiring berkembangnya tekhnologi mukhtahir yang muncul di era globalisasi ini , semakin cepat kita mendapatkan informasi tentang ilmu – ilmu yang sudah berkembang pesat . Berbagai ilmu telah berkembang untuk menyesuaikan jaman , seperti ilmu ekonomi mengenai management yang berkembang pesat . Perkembangan ilmu management sesuai Negara kita Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yg semakin berkembang dan semakin ingin menuju kategori negara maju . Keberadaan ilmu management sangat bermanfaat bagi para pemuda karena di dalam ilmu management terdapat ilmu yang dapat diimplikasikan dalam kehidupan masyarakat atau sehari – hari .  Oleh karena itu Management sangat dibutuhkan tidak hanya di perusahaan saja tetapi juga didunia pendidikan juga sangat dibutuhkan .
         
Sering kita mendengar kata manajemen, namun banyak di antara kita tidak mengetahui fungsi dari management itu sendiri apa . Banyak orang bertanya – tanya tentang hal itu , numun dengan berkembangnya tekhnologi dan berkembangnya Internet di Negara kita , kita dapat langsung mengetahui perkembangan management dengan mudah . Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya. Pada umumnya ada empat , yaitu : fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling).Untuk lebih jelas mengenai fungsi management mari kita kaji lebih lanjut lagi hal tersebut .




2.1        Fungsi – fungsi Management
Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya . Pada umumnya ada empat (4) ,  fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat ,  yaitu :  fungsi perencanaan (planning) , fungsi pengorganisasian (organizing) , fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling) . Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf) . Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal .
Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing fungsi manajemen - POLC :
1. Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.

2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.

4. Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.






3.1    Fungsi Management Menurut Ahli
Di bawah ini akan di jelaskan fungsi management menurut beberapa ahli terkenal di dunia :
Berikut adalah lima fungsi manajemen yg paling penting menurut Handoko (2000:21) yg berasal dari klasifikasi paling awal dari fungsi -fungsi manajerial menurut Henri Fayol yaitu :
Planning
Planning atau perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi kebijaksanaan proyek program prosedur metode sistem anggaran dan standar yg dibutuhkan utk mencapai tujuan.
Organizing
Organizing atau pengorganisasian ini meliputi:
1.     Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yg dibutuhkan utk mencapai tujuan organisasi.
2.     Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yg akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.
3.     Penugasan tanggung jawab tertentu
4.     Pendelegasian wewenang yg diperlukan kepada individu-individu utk melaksanakan tugasnya.
Staffing
Staffing atau penyusunan personalia adl penarikan (recruitment) latihan dan pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi pada karyawan dalam lingkungan kerja yg menguntungkan dan produktif.
Leading
Leading atau fungsi pengarahan adl bagaimana membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yg diinginkan dan harus mereka lakukan.

Controlling
Controlling atau pengawasan adl penemuan dan penerapan cara dan alat utk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dgn yg telah ditetapkan.
Daft (2003:6) membagi manajemen menjadi empat fungsi saja berikut penjelasannya:
1.     Planning merupakan fungsi manajemen yg berkenaan dgn pendefinisian sasaran utk kinerja organisasi di masa depan dan utk memutuskan tugas-tugas dan sumber daya-sumber daya yg digunakan yg dibutuhkan utk mencapai sasaran tersebut.
2.     Organizing merupakan fungsi manajemen yg berkenaan dgn penugasan mengelompokkan tugas-tugas ke dalam departemen-departemen dan mengalokasikan sumber daya ke departemen.
3.     Leading fungsi manajemen yg berkenaan dgn bagaimana menggunakan pengaruh utk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi.
4.     Controlling fungsi manajemen yg berkenaan dgn pengawasan terhadap aktivitas karyawan menjaga organisasi agar tetap berada pada jalur yg sesuai dgn sasaran dan melakukan koreksi apabila diperlukan.


Fungsi-fungsi manajemen menurut Geiorge. R. Terry :
a. Planning (perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Actuating (penggerakan)
d. Controlling (pengawasan)

Fungsi manajemen menurut Henry Fayol, yaitu :
a. Planning (perencanaan)
b. Organizing (pengorganisasian)
c. Coordinating (pengkoordinasian)
d. Commanding (perintah)
e. Controlling (pengawasan)


Fungsi manajemen menurut L.M. Gullick, yaitu :
a. Planning
b. Organizing
c. Staffing
d. Directing
e. Coordinating
f. Reporting
g. Budgeting

Fungsi manajemen menurut James A.F. Stoner, yaitu:
a. Planning
b. Organizing
c. Leading
d. Controlling

Fungsi Manajemen menurut Dimas Al Ichsan, yaitu :
a. Planning
b. Organizing
c. Actuating
d. Controlling
e. Evaluating
f. Replanning












PENUTUP

4.1            Kesimpulan

Setelah kita mengetahui penertian atau definisi Management , maka dapat disimpulkan bahwa :
1 .  Kita Dapat Memahami Fungsi Management
2 . Dapat Mengetahui Fungsi Management dari beberapa ahli    terkemuka didunia .
3 . Dapat Mengimplementasikan Fungsi Management dalam kehidupan sehari - hari .
4 . Mengetahui Lebih Detail Mengenai Fungsi Management .

















DAFTAR PUSTAKA

sejarah perkembangan ilmu manajemen

Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen

  Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Management Umum
Dosen Pengajar :  HERRY SUSSANTO, DR






                                                         
 Oleh :                                                                  Oleh :
  NAMA           : ADITYA KUSUMA DEWI
     NPM             : 30110197
     KELAS          : 1DB15






UNIVERSITAS GUNADARMA
             Kampus J Kalimalang
       Jl. K.H. Nur Ali Kalimalang  Telp. 88860118




PENDAHULUAN


1.1  Latar Balakang Masalah
       Banyaknya generasi – generasi muda yang telah mengenal tekhnologi canggih yang semakin luas di jaman sekarang dan semakin berkembangnya berbagai ilmu . Seiring berkembangnya tekhnologi mukhtahir yang muncul di era globalisasi ini , semakin cepat kita mendapatkan informasi tentang ilmu – ilmu yang sudah berkembang pesat . Berbagai ilmu telah berkembang untuk menyesuaikan jaman , seperti ilmu ekonomi mengenai management yang berkembang pesat . Perkembangan ilmu management sesuai Negara kita Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yg semakin berkembang dan semakin ingin menuju kategori negara maju . Keberadaan ilmu management sangat bermanfaat bagi para pemuda karena di dalam ilmu management terdapat ilmu yang dapat diimplikasikan dalam kehidupan masyarakat atau sehari – hari .  Oleh karena itu Management sangat dibutuhkan tidak hanya di perusahaan saja tetapi juga didunia pendidikan juga sangat dibutuhkan .
         
Sering kita mendengar kata manajemen, namun banyak di antara kita tidak tahu bagaimana sejarahnya perkembangan ilmu management . Banyak orang bertanya – tanya tentang hal itu , numun dengan berkembangnya tekhnologi dan berkembangnya Internet di Negara kita , kita dapat langsung mengetahui perkembangan internet dengan mudah . Mari kita kaji lebih lanjut lagi tentang Sejarah Perkembangan Ilmu Management







2.1            Sejarah Perkembangan Internet
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang tanpa mempedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.

Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana . Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini . Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut . Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya . Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya , manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya .
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase , yaitu pemikiran awal , era manajemen sains , era manusia social , dan era modern.


3.1              Pemikiran Awal Management
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang.
Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris . Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik . Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku , memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari , dan lain-lain , sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

4.1       Era manajemen ilmiah

                       
                        Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson Manajemen ilmiah , atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management , dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu , Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan ." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.
Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide bahwa seharusnya seorang mampu mandor memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci , dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun , Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita . Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar . Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi . Riset operasi , sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi . Pada tahun 1946, Peter F. Drucker sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan : "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi .


4.2       Era manusia sosial

                       
                        Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah . Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an . Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero , Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja . Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan , lama jam kerja , periode istirahat , maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok , penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya .  Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lannya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924 . Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi . Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok . Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualism . Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi , Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien" .
Menurut Barnard , efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan . Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu di mana kerjasama , tujuan bersama , dan komunikasi merupakan elemen universal , sementara pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan . Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" didasarkan pada gagasan bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.

4.3 Era moderen

           
                                Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen , yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming , orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang . Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja , melainkan sistemnya . Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai . Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan , (1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material ; (2) produktivitas meningkat ; (3) market share meningkat karena peningkatan kualitas dan harga ; (4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis ; (5) jumlah pekerjaan meningkat . Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran . Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Ia merujuk pada "prinsip pareto ." Dari teorinya , ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas . Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk . Area tersebut kemudian dianalisis , kemudian dibuat solusi , dan diimplementasikan.

           












PENUTUP

4.1            Kesimpulan

Setelah kita mengetahui penertian atau definisi Management , maka dapat disimpulkan bahwa :
1 . Kita Dapat Memahami Sejarah Perkembangan Ilmu    Management .
 2 . Dapat Mengetahui Sejarah Perkembangan Ilmu Management Dari Beberapa ahli    terkemuka didunia .
3 . Dapat Mengimplementasikan Sejarah Perkembangan Ilmu Management dalam kehidupan sehari - hari .
4 . Mengetahui Lebih Detail Mengenai Sejarah Perkembangan Ilmu Management .
















DAFTAR PUSTAKA




Selasa, 05 Oktober 2010

pengertian manajemen

A. Pengertian Manajemen
Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.
Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah
manajemen mengandung tiga pengertian yaitu:
Manajemen sebagai suatu proses,
1. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
2. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang
diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian
yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi.
Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan
mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Selanjutnya,Hilm an mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam
suatu badan tertentu disebut manajemen.
Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai
inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen
adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya
kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan
atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud
yang nyata. Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu
pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan
yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan manajemen.
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan
melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer
mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja
yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja yang dapat diterima secara universal. Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan