ADITYA KUSUMA DEWI

Rabu, 09 Januari 2013

Flowchart budget kas dan pengeluaran kas perusahaan manufacture

TUGAS 3
         
Flowchart budget kas dan pengeluaran kas perusahaan manufacture

Siklus produksi berkaitan dengan proses pengubahan bahan baku menjadi produk jadi. Aktivitas produksi bermula dengan permintaan bahan baku dan bahan-bahan lainnya untuk diproses dalam pabrik dan diakhiri dengan penyerahan produk ke gudang. Dalam siklus ini terjadi interaksi antara jasa-jasa tenaga kerja, peralatan produksi, bahan baku dan pembantu yang akan diolah menjadi produk baru yang mempunyai nilai guna lebih tinggi.
Komponen persediaan terdiri dari : persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi (persediaan prosuk dalam proses), persediaan produk jadi dan persediaan supples. Keempat kategori persediaan tersebut terbentuk dalam perusahaan manufaktur. Komposisi dalam perusahaan dagang ataupun perusahaan jasa akan berbeda dengan perusahaan manufacturing. Apapun bentuk perusahaan klien prosedur dan teknik yang digunkan dalam pemeriksaan pada dasarnya akan sama. Masalahnya dalam perusahaan manufacturing pemeriksaan produk  dalam proses munkin lebih rumit. Hal ini mengingatkan untuk mengetahui berapa komposisi penyelesaian suatu produk diperlukan justifikasi dari para ahli untuk menentukan berapa besarnya tingkat penyelesaian suatu produk.
Pencataan transaksi akutansi biaya bermula dari penyerahan bahan baku dan pembantu diakhiri dengan penyerahan produk yang diselesaikan digudang. Hal ini berbeda dengan pendekataan dalam pengauditan, yang membagi aktivitas audit dalam beberapa siklus audit.  Transaksi pencatatan pembelian bahan diaudit melalui siklus pembelian; transaksi yang mempengaruhi tenaga kerja langsung dan overhead pabrik diaudit melalui siklus jasa-jasa tenaga kerja; transaksi yang mempengaruhi pencatatan produk dalam proses, pesediaan produk jadi dan produk dalam proses diaudit melalui siklus produksi; dan transaksi yang membentuk kos produk terjual dan piutang dagang diaudit melalui siklus pendapatan. 


FUNGSI-FUNGSI YANG TERKAIT

1.    Perencanaan dan Pengendalian Produksi, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyusun rencana produksi dan pengendaliannya. Semua perintah produksi yang dikeluarkannya mengunakan formulir bernomor urut bercetak didasarkan pada pesanan dari para pelanggan. Perintah produksi dilengkapi produk lainya. Apabila produk ini di dasarkan kepada pelanggan. Dalam hal ini, bagian PPC bertanggung jawab pula terhadap penggunaan bahan dan waktu kerja, dan melakukan penelusuran kemajuan penyelesaian pesanan sampai produk yang dipesan benar-benar selesai.
2.    Pengeluaran bahan baku, fungsi ni melaksanakan pengeluaran bahan berdasarkan dokumen yang dibuat bagian PPC yang disebut material requisition slips. Dalam slip ini dijelaskan mengenai jenis barang yang dibutuhkan, berapa banyak barang yang dibutuhkan, untuk pesanan nomer berapa, dan untuk departeman mana barang-barang tersebut digunakan, serta siapa penanggung jawab terhadap pengguna bahan tersebut.
3.    Pemrosesan produk dalam departemen produksi, pemrosesan suatu produk ditangani oleh para pekerja dan dicatat dalam time tickets. Dokumen ini diperiksa oleh supervisor(mandor) dan harus dicocokan oleh data yang ada dalam kartu hadir untuki menegaskan kebenaran apayang dikerjakan oleh para pekerja pabrik. Apabila produk telah diselesaikan dan telah diperiksan oleh supervisor yang bertanggung jawab, maka produk tersebut segera dikirim ke departemen berikut dengan tanda penerimaannya.
4.    Penyerahan produk yang sudah diselesaikan ke gudang produk jadi, fungsi ini terkait dengan penyerahan produk selesai di gudang produk jadi. Semua penyerahan produk selesai ke gudang diakhiri dengan penerimaan produk tersebut dengan diserta tanda penerimaan dengan membubuhkan tanda tangan pejabat gudang pada moving tickets.
5.    Perlindungan terhadap persediaan produk yang sedang diproses, semua bahan-bahan yang berada di pabrik adalah bahan-bahan yang mudah dicuri dan rusak. Smua barang-barang tersebut harus diamankan dengan baik, yang oleh karenanya orang-orang yang berhubungan dengannya harus dibatasi. Perlindungan terhadap produk dalam proses dilengkapi dengan fasilitas untuk mengadakan pengawasan tempat produksi oleh para pengawas dan satuan pengamanan pabrik.
6.    Pembebanan dan pencatatan kos produk yang diselesaikan, fungsi ini berkaitan dengan aktivitas berikut:
o   Pembebanan bahan baku langsung dan buruh langsung kepada produk dalam proses
o   Penentuan biaya overhead pabrik kepada produk dalam proses
o   Penyerahan kos diantara departemen produksi
o   Penyerahan kos produk terselesaikan kepada produk selesai
7.    Pemeliharaan kebenaran saldo persediaan, fungsi ini berkaitan dengan aktivitas pengecekan oleh orang yang independen terhadap persediaan bahan, produk dalam proses dan produk jadi dengan buku besar yang berhubungan denganny
CONTOH FLOWCHART PERUSAHAAN DAGANG :



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLbtep_UYNwKA_Qpr_gHBmlUmIzMbAlt8oQpMTKvs70qjURDZY9BjVAbnPjjxc_hpVBgeqZS0bYgXCOr6lFZgRDC6XnUh4jV9oAGmWh1Ke7oKANNv210AoZ5EOC7B0vEez96NJk0txM3c/s1600/25.jpg
 












AUDIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

 TUGAS 4

AUDIT SIA (SISTEM INFORMASI AKUNTANSI)

Audit sistem informasi didefinisikan sebagai proses pengumpulan dan evaluasi fakta/evidence untuk menentukan apakah suatu sistem informasi telah melindungi aset, menjaga integritas data, dan memungkinkan tujuan organisasi tercapai secara efektif dengan menggunakan sumber daya secara efisien.
Dalam pelaksanaan audit digunakan etika profesi yang dirumuskan oleh organisasi profesi Information System Audit and Control Association (ISACA).
Audit sistem informasi dilakukan untuk dapat menilai:
  1. Apakah sistem komputerisasi suatu organisasi atau perusahaan dapat mendukung pengamanan aset.
  2. Apakah sistem komputerisasi dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan.
  3. Apakah sistem komputerisasi tersebut efektif, efesien dan dataintegrity terjamin.
Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber (1999, p.11-13) dapat disimpulkan secara garis besar terbagi menjadi 4 tahap yaitu:
  1. Meningkatkan keamanan asset-aset perusahaan.
  2. Meningkatkan integritas data.
  3. Meningkatkan efektifitas sistem.
  4. Meningkatkan efisiensi sistem.
1.    Pengamanan Aset
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik aga tidak terjadi penyalahgunaan asset.
2.    Menjaga Integritas Data
Integritas data (data integrity) adalah salah satu konsep dasar sistem informasi. Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, kebenaran, dan keakuratan.
3.    Efektifitas Sistem
Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Suatu sistem infromasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan user.
4.    Efisiensi Sistem
Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu komputer tidak lagi memiliki kapasitas yang memadai.
Perlunya Kontrol & Audit
Faktor-faktor yang mendorong pentingnya kontrol dan audit sistem informasi (Weber, 1999, p.6) adalah antara lain untuk:
  1. Mendeteksi agar komputer tidak dikelola secara kurang terarah.
  2. Mendeteksi resiko kehilangan data.
  3. Mendeteksi resiko pengambilan keputusan yang salah akibat informasi hasil proses sistem komputerisasi salah/lambat/tidak lengkap.
  4. Menjaga asset perusahan karena nilai hardware, software dan personil yang lazimnya tinggi.
  5. Mendeteksi resiko error komputer.
  6. Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer (fraud).
  7. Menjaga kerahasiaan.
  8. Meningkatkan pengendalian evolusi penggunaan komputer.
Weber menggambarkan the need for controls and audit of computers terdapat dalam model dibawah ini:
Tiga pendekatan audit yang berkaitan dengan komputer:
1.    Audit di sekitar komputer (audit around the computer)
Audit ini dilakukan dengan cara mengecek prosedur interal yang ada di perusahaan dengan kejadian yang nyata
terjadi di lapangan.
2.    Audit melalui komputer (audit through the computer)
Audit ini dilakukan melalui komputer, tugas auditor disini bukan membedah program yang dipakai pada
perusahaan, melainkan menyuruh karyawan yang ada di perusahaan tersebut untuk membuka sistemnya,
selanjutnya auditor hanya melihat bagaimana sistem itu berjalan.
3.    Audit dengan komputer (audit with the computer)
Audit ini dilakukan dengan menggunakan komputer dan software untuk mengotomatisasi prosedur
pelaksanaan audit. Pendekatan ini dapat menggunakan beberapa computer assisted audit techniques,
misalnya Systems control audit review file (SCRAF), snapshot (pemotretan cepat) dan sebagainya.